IkLaN

IkLaN

Gadget International

IkLaN

IkLaN

Jumat, 08 Juli 2016

Fotografer Steve Schapiro mengambil gambar Muhammad Ali, David Bowie dan Martin Luther King

Fotografer Steve Schapiro
mengambil gambar Muhammad Ali, David Bowie dan Martin Luther King. Dia bercerita kepada Fiona Macdonald tentang foto favoritnya, termasuk yang sebelumnya belum pernah dilihat publik.

Bowie, Low, New Mexico, 1975
Pada tahun 1974, fotografer Amerika Serikat, Steve Schapiro, menerima telepon dari manajer David Bowie.

"Dia menelepon saya dan mengatakan 'Steve, apakah kamu ingin memfoto Bowie?' Dan sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, saya mengatakan ya", kata Schapiro kepada BBC Culture.

Foto dari rekaman pribadi selama 12 jam itu kemudian dipakai Bowie untuk albumnya Low and Station to Station; tetapi banyak yang belum pernah dilihat sebelumnya.

The Godfather, 1971
Begitu dia memfoto Bowie di The Man Who Fell to Earth, Schapiro sudah menjadi fotografer film berpengalaman.

Dia memulai karirnya di majalah foto seperti Life, Look dan Paris Match, yang karena berkurang pamornya di tahun 70-an, dia mulai bekerja di film.

Setelah pengambilan gambar Midnight Cowboy di tahun 1969, Schapiro disewa untuk memfoto kejadian di belakang layar The Godfather.

Dia mengingat kunjungan pertamanya. "Saya mengetahui studio agak tidak terlalu yakin menggunakan Marlon Brando sebagai Don Corleone. Dia telah membuat tiga film yang tidak begitu bagus hasilnya."

Jodie Menyeberangi Jalan, New York, 1975
Schapiro kemudian memfoto Taxi Driver dan pada wawancara tahun 2012 dia mengatakan film-film ini "benar-benar pengalaman yang sama sekali berbeda".

Dalam pembuatan The Godfather, "begitu kamera dimatikan, semua orang kembali menjadi dirinya sendiri, santai, jenaka... Taxi Driver berbeda. Robert de Niro benar-benar selama sebulan menjalankan taksi di New York untuk mempersiapkan diri. Dia merangkulnya luar dalam, bahkan saat kamera dimatikan. Jadi suasananya adalah depresif".

Muhammad Ali, Monopoly, Louisville, Kentucky, 1963
"Saya memfoto Muhammad Ali, saat itu bernama Cassius Clay, di rumah orang tuanya setelah memenangkan Golden Gloves Championship. Sepanjang hari dia berlatih tinju di ruang keluarga jika dia tidak bermain Monopoly dengan anak-anak tetangga atau bersepeda dengan mereka."
Selama karirnya, fotografer ini jago dalam membuat subjeknya santai, sehingga mendapatkan foto yang alamiah dari orang-orang yang sekarang dipandang sebagai tokoh.

Martin Luther King memimpin pawai, Selma, Alabama, 1965
Di tahun 1965, Schapiro memfoto pawai dari Selma ke Montgomery.
"Ini foto dari sana," katanya kepada BBC Culture.

"Seorang wanita kulit hitam setengah umur memegang poster "Hentikan pembunuhan oleh polisi" dan itu memang jenis pesan yang ada di Amerika saat itu. Keadaan yang sama lagi - ini foto dari tahun 1965 yang masih relevan saat ini."

Dia diminta majalah Life ke Memphis setelah dibunuhnya Martin Luther King. "Pertama-tama saya mendatangi tempat dia ditembak, dan penyerang duduk di bak mandi, dan saya memfoto bekas tangan hitam di dinding yang jelas-jelas dibuat penembak," katanya.

Robert Kennedy, Amerika Selatan, 1964
Schapiro membuntuti Robert Kennedy pada kampanye presiden tahun 1968, dan dapat mengenal politikus ini jauh dari hanya kutipan.

Ini adalah hal yang dia yakini menambah kualitas jurnalisme foto saat itu. "Ini adalah saat yang menakjubkan untuk menjadi jurnalis foto karena terjadi banyak kejadian emosional, kemampuan untuk menangkap lebih banyak foto emosional yang mewakili jiwa seseorang," katanya kepada majalah Time.
"Bobby adalah seseorang yang menjadi teman saya, tetapi semua orang bekerja dengannya memang mencintainya," kata Schapiro.

Hak asasi manusia, Pawai Selma, 1965
Schapiro menjelaskan yang membuat subyek fotonya menjadi pahlawan.
"Masing-masing dari mereka memiliki kharisma yang besar, mereka mempengaruhi kita secara politik, sosial dan juga di dunia hiburan. Mereka mungkin saja orang biasa atau selebriti.

"Saya menemukan foto menarik pada permulaan pawai Selma. Di foto ini terlihat Andrew Young, Dr King dan John Lewis memimpin pawai, di belakang mereka sekitar 25.000 orang merayakannya, tetapi jika dikaitkan dengan orang yang sebenarnya terkait dengan perubahan hukum pemungutan suara di Amerika, ini sebenarnya hanyalah kelompok kecil."

Tulisan versi bahasa Inggris bisa Anda baca di The man who captured history di BBC Culture.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung :D
Sukses selalu dan Salam Hormat :)
*)

Huawei P20 Pro

Huawei P20 Pro

IkLaN